Selasa, 11 November 2008

RISIKO OPERASIONAL (OPERASIONAL RISK)

Di dalam manajemen risiko bank yang paling sering terjadi dalam aktivitas perbankan adalah risiko operasional. Risiko operasional hampir selalu terdapat dalam setiap aktivitas perbankan baik itu aktivitas perkreditan, treasury, maupun operasional dan jasa.
Risiko Operasional (menurut Basel II) adalah risiko kerugian akibat ketidakmampuan atau kegagalan proses internal, manusia, sistem atau dari kejadian eksternal. Lebih lanjut risiko operasional juga dapat disebabkan oleh risiko hukum (legal dan regulatory requirement).
Contoh :
- Kegagalan Kontrol (Baring – London, 1995)
- Teknologi / globalisasi
Meskipun definisi Risiko Operasional pada Basel II tidak termasuk risiko bisnis, risiko strategic dan risiko reputasi, bank harus mengikutsertakan risiko-risiko tersebut pada saat menghitung RBC.
Risiko operasional adalah risiko paling penting yang mempengaruhi nasabah setiap hari. Karena itulah bank meningkatkan perhatiannya pada proses, prosedur dan kontrol yang berhubungan dengan risiko operasional.
Dalam 20 tahun terakhir, mismanagement dari risiko operasional telah membuat kerugian yang besar terhadap bank seperti halnya risiko kredit dan risiko pasar.
Problem harian yang mempengaruhi setiap bank antara lain :
- kegagalan melakukan rekonsiliasi pembayaran yang dilakukan / dibuat bank
- kesalahan transaksi oleh trader atau staf back office yang mengakibatkan kesalahan posisi di pasar dan menimbulkan masalah pada rekonsiliasi bank
- kegagalan menyeimbangkan kredit dan debet yang diterima bank
- kegagalan sistem akibat dilakukannya upgrade sistem computer
- kejadian eksternal seperti listrik mati atau banjir
Perubahan pada perbankan menyebabkan perubahan pada risiko operasional. Kejadian yang menyebabkan kerugian kecil digantikan oleh oleh kejadian yang jarang terjadi tapi memberikan dampak yang besar (Low Frequency / High Impact).
Karena itulah Basel II mengharuskan bank untuk :
- menghitung / mengkuantifikasi risiko operasional
- mengukur risiko operasional
- mengalokasikan modal sama seperti risiko kredit dan risiko pasar
Beberapa alasan mengapa risiko operasional bank berubah :
1.otomasi
2.ketergantungan pada teknologi
3.outsourcing
4.terorisme
5.globalisasi
6.trader yang nakal (rogue trader)
7.peningkatan nilai dan volume transaksi; dan
8.peningkatan proses hukum.

Untuk keterangan lebih jelas mengenai risiko operasional dapat membuka artikel Manajemen Risiko Operasional disini.

Tidak ada komentar: